Ketika mataku terbuka dipagi ini, menyonsong sang mentari terbit di
ufuk timur yang menyala memerah menghangatkan kulitku, hingga
mengalirkan peluh di dahiku oleh teriknya yang mulai bercokol menerpa
pijakanku. Ku beringsut dari dudukku yang rapuh melata kedepan pintu
yang menganga, mencari secercah bayang melintas beberapa detik silam.
Namun bayang itu tak dapat ku temukan melalui teropong pandang yang
semakin rabun terkikis sedih yang memeras air mata.
Kupalingkan tatap ke balik pepohonan yang rindang, menerawang jauh
berharap dia bersembunyi disana sambil membawa kuncup bunga mekar yang
semerbak. Tapi hal itu tak jua memuaskan hatiku, karena bayang yang ku
tunggu tak ada disana. Entah kemana ia berkelebat menghilang menyisakan
sejuta kerinduan bagi rasa dan imajiku…???
Aaahhhh….
Digubuk reot ini aku sendiri terus menantikan dia yang dulu pergi dan menitipkan hati pada pagi untuk ku sambut dikesorean hari.
Ceritera indah tentang kita dulu hingga kini masih selalu bermain
dalam hayalku yang beku mengawetkannya dan terus menjaganya sampai ku
tak lagi mampu berharap pada bintang jatuh tuk meleburkan dua jiwa dalam
satu hati.
Kasih….
Aku sungguh tak berdaya tanpa kehadiranmu disisiku, seperti dulu di
waktu kau masih setia menemaniku, memberi semangat padaku, menjadikan
aku kuat menghadapi rentetan problem yang tak henti-hentinya menjejal
kesanggupanku.
Sayang….
Adakah kau tahu, aku disini tetap pada hatiku yang menyimpan namamu…???
Tiada yang kan dapat mengubah rasa ini walau hatiku telah membatu
bagi orang lain yang mencoba mencairkan bongkahan beku yang
menyelimutiku. Kebekuan ini kan senantiasa melindungi hasrat cintaku
padamu dari pemangsa kerinduan yang mencuri tahta persembahanku untukmu.
Yaaahhh…
Mungkin aku telah gila, tapi aku bahagia dengan kegilaan ini karena
kau yang telah membuatku gila tuk terus mencintaimu meski seluruh dunia
tahu engkau telah terlarang untukku. Tapi entah mengapa rasa yang
kumiliki tak mau berubah dan bahkan berkurangpun tidak.
Rasa ini menyiksaku, namun aku juga teramat sangat bahagia karenanya…..
Ku akui, aku bahagia oleh derita cinta ini