Di malam ini kembali kusalami sepi dari ragamu yang pergi
meninggalkan jejak-jejak kerinduan mendalam di jiwaku. Tak tahu kapan
lagi kan ku lihat parasmu yang menawan hatiku, entah kapan lagi kan ku
dengar celotehmu menghibur gendang telingaku, dan kapan lagi kemarahanmu
menyadarkanku dari khilaf saatku tersesat di persimpangan jalan
kehidupan…?? Kini yang tersisa hanyalah harapan yang kosong tanpa makna,
yang tertinggal hanya kenangan hampa pada kekelaman dinding penantian.
Nafas ini seakan terhenti tuk menantikan rengkuhan kasihmu yang
dahulu hiasi hari-hariku. Kau yang selalu menjadi pelipur lara di kala
duka, menjadi pengobat bagi sakitku, penenang di waktu aku gelisah telah
lenyap di tengah kesenyapan luka menyurutkan semangatku yang dulu
bergelora. Tanpamu seakan membuatku tak sanggup lagi bertempur dan
melawan waktu yang terus bergulir menindihku. Sinar petang ini kian
meredup pada matinya gairahku, membiaskan bayang hitam yang menambah
kelunya hati merenggut keyakinanku dan melahirkan kesunyian di bathinku.
Pernah ku coba mengalihkan rasa ini pada sosok yang bukan dirimu,
namun ternyata sebelum dapat ku torehkan benih bunga pada ladang
cintanya, benih itu telah musnah oleh hatiku yang terlalu beku bagai
gumpalan es kutub selatan yang tak mampu di cairkan hanya dengan panas
mentari.
Adakah kau disana seperti diriku yang tak bisa melupakan kisah dulu saat kita masih saling menjaga dan menimang rasa…???
Kasih, betapa aku merindukan perhatianmu, tuntunan arahmu dan belaian
lembutmu agar kesunyian ini pergi jauh dari hidupku. Hanya kau yang
mampu mengusir kegelisahan ini dengan segala keadaanmu, hanya kau saja
bukan orang lain.
Aku masih disini bersandar pada pahatan namamu yang terukir indah
tepat ditengah hatiku menanti hadirmu dan merangkulku, menemaniku
melewati jalanan panjang ini hingga pada tujuan kita di masa lalu.
Kasih, berlumut waktu bagiku yang terus menantikan kedatanganmu
menjabat tanganku seperti saat dimana kau membelakangiku dan berlalu
dari hidupku. Aku tak kuat lagi menghadapi semua cobaan ini bila tak ada
kamu. Hadirlah walau hanya sedetik dan basuhlah hatiku dari perih ini
agar semua rasa rinduku terobati dan jika memang dia harus musnah, maka
bakarlah hatiku dengan tawarnya sikapmu agar tak ada lagi pengharapan
hampa dari setiap asa silam.