Minggu, 05 Agustus 2012

Kegelisahan Hatiku

Di malam ini kembali kusalami sepi dari ragamu yang pergi meninggalkan jejak-jejak kerinduan mendalam di jiwaku. Tak tahu kapan lagi kan ku lihat parasmu yang menawan hatiku, entah kapan lagi kan ku dengar celotehmu menghibur gendang telingaku, dan kapan lagi kemarahanmu menyadarkanku dari khilaf saatku tersesat di persimpangan jalan kehidupan…?? Kini yang tersisa hanyalah harapan yang kosong tanpa makna, yang tertinggal hanya kenangan hampa pada kekelaman dinding penantian.
Nafas ini seakan terhenti tuk menantikan rengkuhan kasihmu yang dahulu hiasi hari-hariku. Kau yang selalu menjadi pelipur lara di kala duka, menjadi pengobat bagi sakitku, penenang di waktu aku gelisah telah lenyap di tengah kesenyapan luka menyurutkan semangatku yang dulu bergelora. Tanpamu seakan membuatku tak sanggup lagi bertempur dan melawan waktu yang terus bergulir menindihku. Sinar petang ini kian meredup pada matinya gairahku, membiaskan bayang hitam yang menambah kelunya hati merenggut keyakinanku dan melahirkan kesunyian di bathinku.
Pernah ku coba mengalihkan rasa ini pada sosok yang bukan dirimu, namun ternyata sebelum dapat ku torehkan benih bunga pada ladang cintanya, benih itu telah musnah oleh hatiku yang terlalu beku bagai gumpalan es kutub selatan yang tak mampu di cairkan hanya dengan panas mentari.
Adakah kau disana seperti diriku yang tak bisa melupakan kisah dulu saat kita masih saling menjaga dan menimang rasa…???
Kasih, betapa aku merindukan perhatianmu, tuntunan arahmu dan belaian lembutmu agar kesunyian ini pergi jauh dari hidupku. Hanya kau yang mampu mengusir kegelisahan ini dengan segala keadaanmu, hanya kau saja bukan orang lain.
Aku masih disini bersandar pada pahatan namamu yang terukir indah tepat ditengah hatiku menanti hadirmu dan merangkulku, menemaniku melewati jalanan panjang ini hingga pada tujuan kita di masa lalu.
Kasih, berlumut waktu bagiku yang terus menantikan kedatanganmu menjabat tanganku seperti saat dimana kau membelakangiku dan berlalu dari hidupku. Aku tak kuat lagi menghadapi semua cobaan ini bila tak ada kamu. Hadirlah walau hanya sedetik dan basuhlah hatiku dari perih ini agar semua rasa rinduku terobati dan jika memang dia harus musnah, maka bakarlah hatiku dengan tawarnya sikapmu agar tak ada lagi pengharapan hampa dari setiap asa silam.

Template by:

Free Blog Templates