Terbujur kaku,
Terlihat kerut dikeningmu,
Seakan kau tak rela penuhi panggilan-Nya.
Namun itu bukan kuasamu.
Hanya air mata . .
Ketika sesosok tubuh indah kurangkul . .
Ia yang kusucikan dengan tetesan air mata.
Embun indah itu telah terlelap dihadapku.
Apakah ini benar terjadi ? ?
Aku tak berkata,
Hanya memandang raut indah yang dulu setia tersenyum untukku.
Bunda . .
Kutaburkan bunga bunga Kesukaanmu,
Kusirami tanah tempat bidadariku terlelap.
Hening memecah,
Ketika tangis tak kuasa mengalir . .
Menatap apa yang ada dihadapku.
Maafkan anakmu ini . .
Yang tak sempat hadir di akhirmu . .
Yang kurang berbakti diharimu . .
Lihatlah aku menatapmu disini,
Dengarlah hati pedih ini . .
Tak satu hurufpun terlupa apa yang engkau kata.
Bunda . .
Tersenyumlah dalam lelapmu,
Kecup indahku takkan lelah menyapamu . .
Dalam doa menyentuh Jiwa indahmu . .
Dalam doa kuraih rindu akan senyummu . .
Terlihat kerut dikeningmu,
Seakan kau tak rela penuhi panggilan-Nya.
Namun itu bukan kuasamu.
Hanya air mata . .
Ketika sesosok tubuh indah kurangkul . .
Ia yang kusucikan dengan tetesan air mata.
Embun indah itu telah terlelap dihadapku.
Apakah ini benar terjadi ? ?
Aku tak berkata,
Hanya memandang raut indah yang dulu setia tersenyum untukku.
Bunda . .
Kutaburkan bunga bunga Kesukaanmu,
Kusirami tanah tempat bidadariku terlelap.
Hening memecah,
Ketika tangis tak kuasa mengalir . .
Menatap apa yang ada dihadapku.
Maafkan anakmu ini . .
Yang tak sempat hadir di akhirmu . .
Yang kurang berbakti diharimu . .
Lihatlah aku menatapmu disini,
Dengarlah hati pedih ini . .
Tak satu hurufpun terlupa apa yang engkau kata.
Bunda . .
Tersenyumlah dalam lelapmu,
Kecup indahku takkan lelah menyapamu . .
Dalam doa menyentuh Jiwa indahmu . .
Dalam doa kuraih rindu akan senyummu . .