Semilir angin menyapa rambut kusamku,
seiring lambai dedaunan melantungkan nada tak seirama
laksana debar-debar hati yang kurasa saat ini,
dalam kesunyian kurebahkan segala hasratku
di hemparan gemuruhnya hati
bayang yang kerap kali hadir dalam bingkai ingatanku
kini jadi buah gelisah dalam kesendirianku.
aq bukanlah utusan sang pujangga dari sebrang istana,
dan,,,aq bukanlah penyair,,,
yang menjadikan syair dan puisinya
sebagai mantra penakluk dalam renungan ini
.
tapi aq adalah bongkahan inzan lemah
yang bertopan pada untaian kata yang tak bermakna.
laksana titipan debu yang terhempas kala angin menggila dengan derunya,
serauf wajah duka,,,,
gambaran hati yang terlunta-lunta oleh ketidak pastian.
unkapan hati sang penikmat kala hati tergoda rasa,
malam yang kian merambat
seiring hasratku terpenjara dalam amuknya keraguan,
tiada celah dalam kebekuan ini,,
namun serauf wajah tetap tertunduk
dalam satu kekosongan ditengah kepasrahanku.....