Rabu, 01 Agustus 2012

SERAUP WAJAH DUKA



Semilir angin menyapa rambut kusamku,
seiring lambai dedaunan melantungkan nada tak seirama 
laksana debar-debar hati yang kurasa saat ini,
dalam kesunyian kurebahkan segala hasratku 
di hemparan gemuruhnya hati
bayang yang kerap kali hadir dalam bingkai ingatanku 
kini jadi buah gelisah dalam kesendirianku.

aq bukanlah utusan sang pujangga dari sebrang istana,
dan,,,aq bukanlah penyair,,,
yang menjadikan syair dan puisinya 
sebagai mantra penakluk dalam renungan ini
.
tapi aq adalah bongkahan inzan lemah 
yang bertopan pada untaian kata yang tak bermakna.
laksana titipan debu yang terhempas kala angin menggila dengan derunya,
serauf wajah duka,,,,
gambaran hati yang terlunta-lunta oleh ketidak pastian.

unkapan hati sang penikmat kala hati tergoda rasa,
malam yang kian merambat 
seiring hasratku terpenjara dalam amuknya keraguan,
tiada celah dalam kebekuan ini,,
namun serauf wajah tetap tertunduk 
dalam satu kekosongan ditengah kepasrahanku.....

Template by:

Free Blog Templates